Sabtu, 04 November 2023

Saya mendiagnosa diri memiliki penyakit diabetes

 saya merasakan kesedihan yang mendalam pada hari ini, karena gula darah puasa saya 206ml. hal ini menjadikan saya cukup drop dan stres.. bagi saya, ini membuat saya terpukul sehingga tulisan ini saya buat secara langsung tanpa peninjauan.. harapan saya kedepan saya harus bisa terus survive...

yang saya pikirkan, antara lain :

1. gaya hidup saya yang keliru, membuat diri saya menyesal.. karena kedepan saya harus minum obat secara rutin dan suntik insuline utk mengontrol gula darah.

2. saya harus mempersiapkan diri utk bekal di akherat, apakah saya sudah kena azab atas perilaku saya sebelumnya? mungkin saja... saya sangat takut akan kehidupan setelah kematian.. apakah saya bisa masuk surga? apakah saya sudah siap ketika ditanya siapa tuhanmu? apa agamamu? siapa nabimu? dan apa kitab sucimu? sedangkan diri ini jauh dari agama?

3. saya juga takut, anak saya mengalami hal yang sama karena saya dan istri punya keturunan gula. apa yang harus saya lakukan?

solusi yang saya pikirkan sekarang :

1. gaya hidup baru dg rajin olahraga

2. periksa kesehatan secara rutin,

3. kontrol gula secara rutin

4. mendekatkan diri dg Allah

 

semoga saya selalu sehat, dan diberikan kemudahan dalam menghadapi cobaan. amiinnnn

berbuat baik itu pilihan,

 tulisan ini didasarkan pada kejadian pada hari jumat (20/10/23), saya dihadapkan pada pilihan untuk tetap berbuat baik atau sebaliknya. (1) secara singkat case ini bermula pada kepercayaan saya terhadap rekan kerja, dimana hendak melakukan kecurangan terhadap saya dan tim dengan memasukan barang rusak ke kantor kami. sehingga barang rusak tersebut menjadi tanggungjawab kami. istilah kata melempar tanggungjawab kepada saya dan tim.  (2) padahal ketika x ini mengambil tanggungjawab utk menyerahkan kepada tim, ada sistem pengecekan dulu sehingga tanggungjawab proses tersebut ada padanya selama proses antara A ke B. (3) Rasa kecewa saya terhadap si x karena sebelumnya saya merasa tidak pernah memulai masalah, dan dalam pikiran saya tidak ada niat sedikitpun untuk berbuat jahat kepada si x. apalagi kadang saya berikan toleransi terhadap pelanggaran2 kecil yang tidak saya laporkan, yang menurut saya tidak mengganggu saya. (4) unrespect terhadap orang tersebut sehingga saya akan menaruh kecurigaan terhadap perilaku x kedepannya. (5) rasa marah dan kekesalan saya terhadap perilaku yang dilakukan, namun jika saya ekspresikan secara langsung, hasilnya justru didasarkan pada emosi bukan akal pikiran.
Tujuan : saya berhadap dengan latarbelakang tersebut menjadi peringatan bagi saya ataupun orang yang membaca ini untuk berfikir lebih kritis lagi dan tidak menaruh kepercayaan penuh terhadap seseorang. apalagi dengan trackrecord mencederai kepercayaan. (kepercayaan adalah hal yang diberikan, bukan diambil. artinya kita sifatnya pasif, dan orang lainlah yang menentukan ingin mempercayai atau tidak)

hal yang ingin saya sampaikan pada intinya

1. kita tahu bahwa respon perilaku bermacam2,
2. berbuat baik itu pilihan perilaku dari beberapa alternatif sikap yang bisa kita lakukan
3. berbuat baik itu juga dipengaruhi oleh orang tersebut untuk memilih
4. saya tidak sebaik itu, saya tidak menggunakan prinsip ketika ditampar pipi kirimu maka berikan pipi kananmu
5. sikap waspada dan selektif dalam melihat kritis
6. menggerakan tim untuk upaya pencegahan

pada intinya. kita harus bersikap rasional dan kritis, serta merespons dengan cepat sesuai dengan apa yang dilakukan orang (adaptif - responsif), kemudian siapkan segala alat untuk antisipasi dan upaya menghilangkan 'virus' sesuai hasil penelitian pengobatan sehingga tidak menyebar dan menggerogoti tim.

Mengenal target yang diberikan kepada sales

 Seringkali kita melihat banyak lowongan mengenai pekerjaan dalam bidang sales, hal ini menjadi banyak jobseeker penasaran dan ingin bergabu...